Selesai sarapan, kami bergerak menuju Gunung Berinchang yang menurut Sham, pohon2nya sudah berumur lebih dari 200.000 tahun! Woooow, fantastic!! Tak sabar rasa hati ingin melihatnya.
Sham warning bahwa jalannya berkelok tajam dan licin karena jarang didatangi orang, jadi saya harus beware dengan kondisi ban slick yang digunakan oleh Yamaha Fazer yang saya naiki.
Dikaki gunung berinchang ternyata terhampar perkebunan Strawberry yang sangat luas dan indah.
Perjalanan dilanjutkan menanjak aspal yang sangat rough dan sempit serta licin. Gunung Berinchang ternyata walau siang hari tapi di hutannya sangat gelap, gak kebayang deh kalau lewat sini malam hari sendirian. Thank you very much! hahahaha..
Aspalnya sebagian licin dan berlumut serta banyak daun2 gugur yang sudah menjadi kompos membuat saya sangat extra hati-hati agar Fazer tidak over shot atau slide.
Selesai makan siang dan ngobrol-ngobrol, perjalanan dilanjutkan menuju Gunung Jerai yang terletak di Kedah. Perjalanan melalui jalan yang sangat mulus namun dijuluki jalur maut karena banyak lorry (truk) pengangkut kayu, batu dan barang berat lainnya. Banyak riders yang lepas nyawa disini karena tabrakan atau over shot. Selain itu, banyak hewan ternak yang kadang dengan sopannya menyebrang jalan tanpa takut dengan ramainya kondisi jalan. Perjalanan ini sungguh sangatlah panas dan melelahkan tapi mengasyikkan karena lagi-lagi saya bisa cornering dan high speed (sempat bermain di 210kpj kejar-kejaran dengan KTM990 Sham yang mntok di 190kpj).
Dibeberapa corner, sempat saya slide dan drifting karena kondisi jalanan yang berpasir atau kondisi aspal yang agak kasar karena sering dilalui truk-truk berat. Woooow, pantaslah jalur ini dibilang Jalur Maut, karena kalau ada rider yang masih hijau, banyak jurang dan tebing yang siap melahap mereka. Cornernya bervariasi dari mulai tikungan melambung, tikungan dengan posisi jalanan agak miring beberapa derajat, tikungan letter U tajam, tikungan S. Benar-benar 2 jam perjalananan yang dahsyat!
Khusus foto dibawah ini, saya hanya ingin agar kawan-kawan melihat sisi lain dari Malaysia dimana sebagian besar mindset orang Indonesia bahwa di Malaysia itu hanya ada kota-kota besar dengan restoran-restoran “gaul”nya. Terlihat bahwa kedai makan disini sama dengan di Indonesia baik rasa makanan, bentuk kedai maupun jenis product yang dijual di warung. Hanya harga rokok disini lumayan menguras kantong, contohnya untuk rokok kretek mild menthol yang biasa saya hisap dengan harga Rp. 12,500 per pack disana dijual dengan harga RM 8.50 atau sekitar Rp. 26,000 perpack. Yang rokok putih, lebih parah lagi sekitar Rp. 32,000 per pack.
Setelah makan perjalanan dilanjutkan menuju Gunung Jerai. Perjalanan menempuh jalur pegunungan yang sempit dan berkelok tajam. Lagi-lagi perjuangan berat untuk saya yang menggunakan superbike 1000 cc. Sempat terhambat di tengah pegunungan dengan adanya tanah longsor dan ada beberapa tiang listrik yang rubuh, untungnya masih bisa dilewati walau harus hati-hati agar tidak terlanggar kabel listrik yang menjuntai.
Sekitar 30 menit kemudian kamipun sampai di Hotel Regency yang diselimuti oleh kabut tebal dan dinginnya luar biasa, terutama badan kondisi panas dan keringatan sesudah perjuangan panjang (hahahaha…). Suasana Hotelnya sangat tenang dan saat malam dipenuhi dengan lampu-lampu yang memberikan nuansa tersendiri. Mungkin yang jiwanya penakut malah takut karena memang jadi agak spooky melihat pantulan cahaya lampu di dalam kabut. Didalam kamar hotel pun angin masih bisa sedikit menyelinap masuk diantara celah pintu geser karena kencangnya tiupan serta menimbulkan suara bagaikan film horror. Hahahahahaha…
Kamar yang kami tempati sangat cozy dan nyaman. Sekali lagi saya menyesal, kenapa harus berduaan dengan Rial…??!! Coba cewek.. hahahahahhahahahaa…. (ngumpet takut ditimpuk bakiak sama bini)
Kamipun langsung tidur setelah dinner, mempersiapkan kondisi fisik menuju Penang esok hari. Perjalanan lumayan panjang melalui highway dan akan menyebrang Ferry.
Mau tau serunya? Keep in touch!
ADVentourider 
Leave a comment